Yogyakarta, 5 Mei 2025 – Asosiasi Planters Muda Indonesia (APMI) sebagai organisasi nasional yang mewadahi generasi muda di sektor perkebunan, kembali menegaskan komitmennya untuk memperkuat peran strategis anak muda di seluruh Indonesia. Di bawah pimpinan Kepala Departemen Kemitraan, Syafiq Fadhlika, APMI akan membentuk Badan Pengurus Wilayah (BPW) secara bertahap di 15 provinsi yang menjadi sebaran kampus penyelenggara beasiswa sawit pada tahun 2025. Langkah ini diambil untuk mendekatkan visi organisasi dengan kebutuhan dan potensi masing-masing wilayah.
Sektor perkebunan Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan besar, mulai dari perubahan iklim, transformasi digital, hingga kebutuhan regenerasi pelaku usaha yang adaptif dan inovatif. APMI menyadari bahwa solusi terhadap tantangan tersebut harus dimulai dari penguatan kapasitas sumber daya manusia, khususnya generasi muda perkebunan yang penuh semangat, kreativitas, dan daya adaptasi tinggi.
Pembentukan BPW merupakan jawaban APMI atas kebutuhan tersebut dan menjadi salah satu strategi utama untuk memastikan bahwa energi dan gagasan anak muda dapat terwadahi secara optimal di tingkat lokal. BPW akan berperan sebagai motor penggerak perubahan, pusat koordinasi program, serta jembatan kolaborasi antara mahasiswa, alumni, pemerintah daerah, pelaku industri sawit rakyat, dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan demikian, energi dan gagasan inovatif dari generasi muda dapat lebih terarah dan berdampak luas.
Pembentukan BPW APMI mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Syafiq Fadhlika menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari strategi nasional APMI untuk memperkuat posisi generasi muda sebagai aktor utama perubahan di sektor perkebunan.
“Kami ingin memastikan setiap wilayah memiliki wadah yang kuat untuk menyalurkan aspirasi dan inovasi anak muda. BPW adalah rumah bersama bagi planters muda yang ingin berkontribusi nyata bagi kemajuan perkebunan Indonesia,” ujar Syafiq Fadhlika.
Pembentukan BPW ini akan difokuskan pada 15 provinsi utama yang menjadi sebaran kampus penyelenggara beasiswa Sawit pada tahun 2025, yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua Barat. Kampus-kampus di provinsi tersebut akan menjadi mitra strategis dalam penyelenggaraan beasiswa dan pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit.
APMI, yang selama ini dikenal sebagai wadah insan muda perkebunan lintas komoditas, menegaskan pentingnya kolaborasi dalam setiap inisiatifnya. “Kami mengajak seluruh insan muda di wilayah ini untuk bergabung dan berkontribusi bersama APMI, demi kemajuan wilayah dan keberlanjutan sektor perkebunan Indonesia,” tambah Syafiq Fadhlika.
Dengan terbentuknya BPW, APMI optimis dapat mempercepat realisasi program-program strategis, mulai dari pendampingan petani, pelatihan teknologi, hingga penguatan jejaring kemitraan dengan berbagai stakeholder. Syafiq Fadhlika juga mengajak generasi muda, baik mahasiswa maupun pelaku usaha perkebunan di 15 provinsi sasaran, untuk aktif terlibat dalam proses pembentukan BPW dan berkontribusi dalam program-program yang akan dijalankan.
“Inilah saatnya kita bersatu, membangun masa depan perkebunan Indonesia yang lebih maju, berdaya saing, dan berkelanjutan. APMI bukan hanya wadah yang dikhususkan untuk mahasiswa penerima beasiswa SDMPKS, lebih luas lagi APMI adalah wadah bagi seluruh anak muda yang memiliki kecintaan kepada perkebunan Indonesia. Mari bergabung bersama APMI, jadilah bagian dari perubahan besar di sektor perkebunan,” tegas Syafiq Fadhlika.
